Berbakti kepada ibu bapa diberi ganjaran besar
Jasa serta pengorbanan mereka terlalu besar dan mustahil dapat seseorang anak itu untuk membalas atau membayarnya. Justeru, seseorang anak wajib menghormati serta mentaati mereka.
Menjaga dan memelihara semasa mereka tua adalah sesuatu amal yang sangat besar pahalanya di sisi Allah SWT. Kisah diriwayatkan pada zaman Nabi Sulaiman sewajarnya menjadi renungan untuk kesejahteraan dan keberkatan hidup di dunia ini,
Dikisahkan, Nabi Sulaiman sedang berkelana di antara langit dan bumi hingga tiba di satu samudera yang bergelombang besar. Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin supaya tenang dan tenang pula samudera itu.
Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. Di sana jin Ifrit melihat sebuah kubah daripada permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman.
Melihat kubah tanpa lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi terlalu hairan. "Kubah apakah gerangan ini?" fikirnya. Dengan minta pertolongan Allah SWT, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya Baginda melihat seorang pemuda tinggal di dalamnya.
"Siapakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?" tanya Nabi Sulaiman kehairanan. "Aku adalah manusia," jawab pemuda itu perlahan. "Bagaimana engkau boleh memperoleh karomah semacam ini?" tanya Nabi Sulaiman lagi. Pemuda itu menceritakan riwayatnya hingga memperoleh karomah dari Allah SWT boleh tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan.
Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang memapah dan mengendongnya ke mana juga dia pergi. Si anak selalu berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya.
Salah satu doanya itu, ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri. Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula di langit.
"Setelah ibuku wafat aku berkeliling di pantai. Dalam perjalanan aku melihat sebuah kubah diperbuat daripada permata. Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke dalamnya," tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.
Nabi Sulaiman kagum terhadap pemuda itu. "Bagaimana engkau boleh hidup di dalam kubah di dasar lautan itu?" tanya Nabi Sulaiman.
"Di dalam kubah itu sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah SWT tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah," kata pemuda itu.
Nabi Sulaiman bertanya lagi, "Bagaimana Allah memberi makan kepadamu? Jawab pemuda itu: "Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon di dalam kubah dan buahnya yang aku makan. Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu."
"Bagaimana engkau mengetahui perbezaan siang dan malam?" tanya Nabi Sulaiman yang berasa semakin hairan. Kata pemuda itu, "Apabila terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku mengetahui kalau hari itu sudah siang. Apabila matahari terbenam kubah akan menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam."
Selesai menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah keromah bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Demikianlah berkat dan mulia hidup seseorang anak yang berbakti kepada kedua-dua ibu bapanya.
Jangan abaikan mereka walaupun kita kini sudah besar dan berjaya dalam kehidupan.
Firman Allah yang bermaksud: "Dan sembahlah Allah, jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan dengan kedua-dua orang tua (kamu) hendaklah berbuat baik." (Surah an-Nisa, ayat 36).
Manakala dalam surah al-Israk, ayat 23, Allah berfirman yang bermaksud: "Bilamana seorang
daripada mereka atau kedua-duanya sudah mencapai usia tua di sisi kamu, maka janganlah kamu katakan kepada mereka perkataan 'uh' dan janganlah kamu mengherdik mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah sayap kamu bagi mereka (merendah diri) sebagai tanda kasih sayang."